the freaky teppy

 

Nama : igusti ayu wulan dharma patni 

kelas   : IX F 

absen. : 06 

judul : the freaky teppy 

penulis : stephany Josephine Agnes Lea ena 

Jenis : Fiksi 

tebal buku : 176 halaman 

tahun terbit : 2013 

                         SATU SISI JAKARTA 

Bagaimanakah cara menguji kesabaran umat manusia di dunia ini? Gampang, suruh aja tinggal di Jakarta. Kota hiruk pikuk yang gue cintai sekaligus gue benci, tempat tinggal gue selama 16 tahun terakhir. Gue cinta Jakarta dengan segala kemudahan dan warna yang di tawarkannya, dan pada saat bersamaan, gue benci Jakarta dengan segala kesemrawutannya yang mmmm... semrawut banget. Segitu semrawutnya sampai temen gue yang dari Ceko langsung keder di hari pertama kedatangannya ke kota ini. "How come a city which has THESE many people, Cars, motors, and buildings, doesn't have underground system? I have never seen so many cars on the road at the same time until I got hare. Unbelievable."  Oh, you better believe it, mister. situ baru amazed doang, kita mah dari Amazed sampe milih tawakal aje sama yang di atas, daripada cepet mati. Selama 16 tahun tinggal di sini, tepatnya sejak gue SD, gue bisa bilang street dan ghetto experience gue udah lumayan banyak. Dari tinggal di kompleks dan di anter jemput naik mobil, sampe tinggal di kontrakan sempit di sebuah kampung Betawi pinggir kota dan kemana - mana harus naik bus dan angkot. Dari di- pdkt- in cowok di sekolah, sampe di ikutin mas - mas random dari angkot sampe rumah. Dari ngelihat pasangan yang diem- dieman di meja restoran, sampe jadi saksi mata adegan suami ngejar selingkuhan bininya pakek golok dari rumah ke rumah di perkampungan Betawi tempat gue tinggal. Di tontonin sekampung lagi. Epic, bukan?  

Sebagian besar orang, saat ditanya penggambaran isi Jakarta, biasanya langsung ngejawab gedung tinggi dan perumahan mewah aja. Tapi, kalau kita menyempatkan diri menilik berbagai sudut kota Jakarta, kita akan menemukan bahwa kota yang penuh warna ini menampung banyak  penduduk dengan ragam latar belakang dengan tempat tinggal. Ngga hanya rumah - rumah mewah atau perumahan kelas menengah, bahkan daerah seperti rumah di bantaran kali atau rumah susun sederhana juga bisa kita temukan. Ajaibnya lagi, di antara impitan gedung - gedung tinggi, ternyata ada banyak gang kecil dengan perkampungan yang memanjang ke belakang, ngga kelihatan karena ketutup gedung. 

Gue pernah tinggal di kampung tengah kota seperti ini selama 6 tahun, dari kelas 2 SMA sampai tahun pertama kerja, waktu itu di daerah kembangan, Jakarta barat. Rumah -rumah kontrakan yang ada di perkampungan ini tentu harga sewanya lebih murah, itu kenapa kontrakan- kontrakan ini selalu laku walaupun rumahnya kecil. Nah, jika kalian akan tinggal di lingkungan yang sama, berikut wejangan yang bisa kalian ambil agar niscaya selalu bahagia dan selamat sentosa selamat tinggal di Jakarta. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

tentang saya